komitmen Jokowi pangkas Ijin Investasi
on Jan 03, 2015 at 10:40 WIB
Liputan6.com, Jakarta
- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan komitmennya di hadapan pelaku pasar modal mengenai pemangkasan dan penyederhanaan izin investasi di Indonesia.
Jika ada pelanggaran, Presiden RI
ke-7 ini tak segan-segan akan memecat orang yang bertanggungjawab atas hal
tersebut. Artikel Jokowi bakal menindak tegas pejabat yang menyulitkan izin
investasi telah menarik perhatian pembaca pada edisi Jumat 2 Januari 2015 di kanal bisnis.
Menjelang akhir pekan ini,
artikel berisi pernyataan Jokowi di hadapan pelaku pasar modal saat membuka
acara pembukaan perdagangan saham di gedung
Bursa Efek Indonesia (BEI) telah menyita perhatian pembaca.
Berikut lima artikel pilihan terpopuler di kanal
bisnis menjelang akhir pekan di awal 2015:
Presiden Joko Widodo (Jokowi)
menyampaikan komitmennya di hadapan pelaku pasar modal mengenai pemangkasan dan
penyederhanaan izin investasi di Indonesia. Jika ada pelanggaran, Presiden RI
ke-7 ini tak segan-segan akan memecat orang yang bertanggungjawab atas hal
tersebut.
Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf
Kalla (Jokowi-JK) mendapat sorotan dari kalangan domestik maupun luar negeri
karena kebijakan fenomenal menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi.
Penyesuaian harga terpaksa dilakukan Jokowi saat belum sebulan memimpin Indonesia.
Setelah curhat mengenai dampak
positif akibat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, Presiden
Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan soal pencabutan subsidi BBM untuk jenis
Premium atau RON 88 di depan para pelaku pasar modal.
Menurut Jokowi, pemerintah telah mengambil kebijakan penurunan harga BBM subsidi Premium dan Solar. Namun disamping penurunan, pemerintah mencabut subsidi Premium dan menetapkan subsidi tetap pada Solar.
Menurut Jokowi, pemerintah telah mengambil kebijakan penurunan harga BBM subsidi Premium dan Solar. Namun disamping penurunan, pemerintah mencabut subsidi Premium dan menetapkan subsidi tetap pada Solar.
PT Pertamina (Persero) kembali
menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi hari ini. Berdasarkan
data harga BBM non subsidi yang dikutip Jumat (2/1/2015) harga BBM non subsidi
Pertamax dibanderol dengan Rp 8.800 per liter, Pertamax Plus Rp 9.650 per liter
dan Pertamina Dex Rp 10.550 per liter.
Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia
tumbuh 10,7 persen year on year (yoy) atau US$ 294,5 miliar pada akhir Oktober
2014. Angka ini sedikit lebih lambat dari realisasi bulan sebelumnya yang
mencapai pertumbuhan sebesar 11,2 persen atau US$ 292,3 miliar. (Ahm/)
Ekspor November Turun Jadi 13,6 MIliar Dollar AS
Jumat, 2 Januari 2015 | 17:07 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kinerja ekspor Indonesia pada November 2014 mencapai 13,62 miliar dollar AS, atau turun 11,29 persen dibanding pencapaian Oktober 2014.
"Ekspor November 2014 turun 11,29 persen dibanding ekspor Oktober 2014. Demikian pula, bila dibanding November 2013, turun sebesar 14,57 persen," kata Kepala BPS Suryamin dalam juma pers di Jakarta, Jumat (2/1/2014).
Suryamin mengatakan, ekspor nonmigas pada November 2014 mencapai 11,51 miliar dollar AS turun 10,64 persen dibanding Oktober. Jika dibandingkan dengan November 2013, kinerja ekspor menurun 12,62 persen.
Sektor migas juga mengalami penurunan sebesar 14,68 persen dari 2,47 miliar dollar AS pada bulan Oktober menjadi 2,11 miliar dollar AS pada bulan November 2014.
"Penurunan ekspor migas disebabkan oleh menurunnya ekspor hasil minyak sebesar 50,39 persen menjadi 197 juta dollar AS dan ekspor gas turun sebesar 15,12 persen menjadi 1,16 miliar dollar AS, sedangkan ekspor minyak mentah naik 6,17 persen menjadi 752,4 juta dollar AS," ujarnya.
Berdasarkan sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan sepanjang Januari-November 2014 naik sebesar 4,37 persen dibanding periode yang sama pada tahun 2013. Demikian pula, ekspor hasil pertanian naik 0,43 persen meski ekspor hasil tambang dan lainnya turun 25,59 persen.
"Ekspor hasil tambang turun karena dampak pembatasan ekspor mineral yang harus diproses terlebih dahulu sebelum diekspor," katanya.
Tiga negara, yakni Tiongkok, Jepang, dan Amerika Serikat menjadi tujuan utama ekspor nonmigas Indonesia.
Tiongkok menduduki peringkat teratas dengan nilai 1,35 miliar dollar AS, Jepang 1,24 miliar dollar AS, dan Amerika Serikat dengan 1,18 miliar dollar AS. Total peranan ketiganya mencapai 32,74 persen, sementara untuk negara tujuan Uni Eropa (27 negara) mencapai 1,28 miliar l AS.
"Ekspor Indonesia ke Amerika Serikat mulai membaik seiring dengan membaiknya ekonomi di sana. Sebaliknya, di Jepang dan Tiongkok yang ekonominya masih melambat masih menyebabkan penurunan kinerja ekspor," ujarnya.
Secara kumulatif, sepanjang Januari-November 2014, nilai ekspor Indonesia mencapai 161,67 miliar dollar AS atau turun 2,36 persen dibanding periode yang sama pada tahun 2013.
Kumulatif nilai ekspor terdiri atas ekspor migas sebesar 27,98 miliar dollar AS (turun 4,27 persen) dan nonmigas sebesar 133,69 miliar dollar AS (turun 1,95 persen).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar